Keutamaan Bulan Muharram
Keutamaan Bulan Muharram
Oleh : Adzhan Mahdi
Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan dalam Islam. Dalam tradisi Islam, keberadaan bulan ini memiliki nilai spiritual dan sejarah yang sangat penting. Ia menandai awal tahun Hijriyah dan dipenuhi dengan berbagai peristiwa monumental, seperti hijrahnya Nabi Muhammad ﷺ dari Mekkah menuju Madinah.
Bulan Muharram memiliki posisi istimewa dalam Islam, sebagaimana dijelaskan secara eksplisit dalam Al-Qur’an dan diperkuat oleh berbagai hadits Nabi ﷺ. Kedua sumber utama ajaran Islam ini menjadi dasar penetapan keutamaannya. Penjelasan mengenai keutamaan tersebut kemudian diperdalam oleh para ulama salaf melalui berbagai syarah dan interpretasi, yang memperlihatkan tingginya nilai ibadah dan amal saleh di bulan ini.
Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā berfirman:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram." (QS. At-Taubah [9]: 36)
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menjelaskan terkait ((مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ)) “di antaranya ada empat bulan haram” sebagai berikut :
عن ابن عباس في قوله : ((مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ)) قال : محرّم ورجب وذو القعدة وذو الحجة.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma terkait firman Allah ta’ala : “di antaranya ada empat bulan haram”. Ia berkata : Muharram, rajab, dzulqa’dah dan dzulhijjah. (Ibnu Katsir. (2012). Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim. Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, juz 2, hal. 323).
Penetapan ini menunjukkan bahwa bulan Muharram termasuk bulan yang dimuliakan (al-asyhur al-hurum), yang mana di dalamnya diperintahkan untuk menjauhi perbuatan dosa dan memperbanyak amal kebaikan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
Dalam hadits ini, Nabi ﷺ menisbahkan bulan Muharram kepada Allah dengan menyebutnya sebagai "syahrullāh", yang menunjukkan kemuliaan dan keistimewaan bulan tersebut. Imam Nawawi rahimahullah mengatakan : “Hadits ini merupakan penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa adalah pada bulan Muharram.” (Muslim, Syarh Shahih Muslim, Maktabah Asy-Syamilah, juz 8, hal. 55)
Hari ‘Āsyūrā: Puncak Keutamaan Muharram
Asyura’ adalah hari ke-sepuluh dari bulan Muharram, sehingga penamaan tersebut terkait dengan sebab waktu. Imam an-Nawawi rahimahullah berkata : "Pendapat yang benar, dan ini adalah perkataan mayoritas ulama, bahwa Asyura’ adalah hari kesepuluh, dan inilah pendapat yang sesuai dengan zhahir hadits-hadits nabi shallahu ‘alaihi wasallam dan dari sisi bahasa”. (An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzab : 6/383)
Salah satu keistimewaan bulan Muharram adalah adanya hari ‘Āsyūrā (10 Muharram), yang dianjurkan untuk berpuasa.
Di antara hari-hari dalam bulan Muharram, yang paling utama untuk berpuasa adalah tanggal 10, yang dikenal sebagai hari ‘Asyura. Abu Qatadah Al Anshoariy radhiyallahu ‘anhu berkata,
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.”(HR. Muslim no. 1162).
Amalan yang Dianjurkan di Bulan Muharram
1. Berpuasa Sunnah, terutama puasa Tāsū‘ā (9 Muharram) dan ‘Āsyūrā (10 Muharram).
2. Memperbanyak amal salih, seperti sedekah, dzikir, dan membaca Al-Qur’an.
3. Menjauhi maksiat, karena dosa dilipatgandakan di bulan haram.
4. Muhasabah awal tahun, memperbaiki niat dan menyusun rencana ibadah untuk tahun hijriah yang baru.
Bulan Muharram adalah waktu yang penuh keutamaan dan peluang besar untuk mendulang pahala. Keistimewaan ini ditegaskan melalui ayat Al-Qur’an, hadits-hadits Nabi ﷺ, serta penjelasan dari para ulama. Maka, seyogyanya kaum Muslimin memanfaatkan bulan ini untuk memperbanyak amal salih dan menjauhi perbuatan maksiat. Semangat dalam menghidupkan Muharram, terutama pada hari ‘Āsyūrā, merupakan wujud nyata kecintaan dan keteladanan kepada Rasulullah ﷺ