🕋 Keberangkatan Jamaah Umroh Arbain: Mengharu Biru, Mengantar Langkah Menuju Tanah Suci
Hari itu, suasana di titik kumpul keberangkatan terasa berbeda. Ada getaran haru yang tak bisa disembunyikan. Senyum, tawa, doa, dan air mata berbaur menjadi satu ketika jamaah Umroh Arbain Hanah Tour bersiap meninggalkan tanah air untuk memenuhi panggilan Allah di Tanah Suci.
Sejak pagi, keluarga berkumpul mengantar dengan wajah penuh kasih. Satu per satu jamaah dipeluk erat oleh anak, pasangan, dan orang tua. Ada yang mengecup kening ibunya sambil berbisik meminta restu, ada yang menahan tangis saat melepas genggaman tangan anaknya. Kepergian ini bukan sekadar perjalanan jauh—melainkan perjalanan hati menuju ampunan dan keridaan Allah SWT.
Doa Bersama Mengiringi Langkah
Sebelum berangkat, pembimbing memberikan tausiyah singkat yang membuat suasana semakin syahdu. Jamaah diingatkan bahwa ibadah Umroh Arbain bukan hanya ritual, tetapi kesempatan emas untuk benar-benar memperbaiki diri, memperbanyak doa, mendekat pada Allah, dan menyucikan hati.
Setelah doa bersama dilantunkan, isak tertahan terdengar dari beberapa sudut ruangan. Banyak jamaah yang tak kuasa menahan air mata, menyadari bahwa sebentar lagi mereka akan berdiri tepat di hadapan Ka’bah, rumah Allah yang selama ini hanya mereka lihat dari layar dan foto.
Perjalanan Penuh Kesyukuran
Saat bus mulai bergerak menuju bandara, para jamaah melambaikan tangan kepada keluarga yang berdiri di pinggir jalan. Ada harapan, ada rindu, dan ada doa tanpa henti yang mengikuti kepergian mereka.
Di dalam bus, suasana berubah menjadi tenang dan penuh ketundukan. Sebagian jamaah mulai membaca talbiyah, sebagian lainnya berzikir, sementara yang lain memandang keluar jendela dengan mata berkaca-kaca… membayangkan pertemuan pertama mereka dengan Tanah Haram.
Umroh Arbain: Ibadah yang Lebih Dalam
Bagi banyak jamaah, perjalanan Arbain merupakan pengalaman spiritual yang lebih mendalam. Selain umroh, mereka juga berkesempatan melaksanakan shalat berjamaah 40 waktu tanpa putus di Masjid Nabawi. Ini adalah impian banyak umat Muslim—berada dekat Rasulullah, berdoa di Raudhah, serta mengisi hari-hari dengan ibadah tanpa henti.
Harapan yang Dibawa
Keberangkatan ini bukan sekadar perjalanan ibadah, tetapi juga perjalanan penyembuhan batin. Ada jamaah yang membawa harapan keselamatan keluarga, ada yang membawa doa kesembuhan penyakit, ada yang memohon kelapangan rezeki, dan ada yang hanya ingin bersujud lama-lama di depan Ka’bah untuk memohon ampun atas dosa yang pernah dilakukan.
Semua itu kini mereka titipkan kepada Allah, dengan keyakinan bahwa tanah haram adalah tempat terbaik untuk memohon dan kembali pada-Nya.

