Rahasia Puasa Hari Arafah: Waktu, Niat dan Keutamaannya

Kategori : , Ditulis pada : 03 Juni 2025, 08:45:00

Apa-Saja-Manfaat-Puasa-Untuk-Kesehatan-Tubuh-scaled.jpgRahasia Puasa Hari Arafah: Waktu, Niat, dan Keutamaannya

Oleh : Adzhan Mahdi

Pengertian Puasa
Puasa secara etimologi dalam bahasa arab yaitu shaum atau shiyam, yang artinya “al-Imsaku ‘an al-Syai” (الإمساك عن الشيء) yaitu mengekang atau menahan diri dari sesuatu. Misalnya menahan diri dari makan, minum, bercampur dengan istri, berbicara dan sebagainya.

Sedangkan menurut terminologi puasa adalah : Meninggalkan makan, minum, bercampur dengan istri dan segala yang membatalkannya mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari, disertai niat dan keikhlasan karena Allah ta’ala, dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

Pembagian Puasa
Puasa terbagi menjadi dua macam : Puasa Wajib dan Puasa Sunnah
Macam-macam Puasa Wajib meliputi : Puasa Ramadhan, Puasa Nazar dan Puasa Qadha’ Ramadhan.
Macam-macam Puasa Sunnah meluputi :
Tahunan : Puasa Arafah, Puasa Asyura dan Tasu’a, Puasa Syawwal.
Bulanan : Puasa Ayyamul Bidh.
Pekanan : Puasa Senin dan Kamis.
Harian : Puasa Dawud.
Tambahan : Puasa di bulan-bulan haram, Puasa ketika tidak ada makanan.

Keutamaan Puasa di Bulan Dzulhijjah
Ketika telah memasuki sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah, dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti perbanyak dzikir, sedekah, baca Al-Qur’an, dan berbagai macam amalan sunnah lainnya. Termasuk di antaranya adalah puasa sunnah pada tanggal satu sampai sembilan Dzulhijjah.
Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda :
ما من أيامٍ العملُ الصالحُ فيهنّ أحبُّ إلى اللهِ من هذهِ الأيامِ العشرِ ، فقالوا : يا رسولَ اللهِ ، ولا الجهادُ في سبيلِ اللهِ ؟ فقال رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : ولا الجِهادُ في سبيلِ اللهِ ، إلا رجلٌ خرجَ بنفسه ومالِهِ ، فلم يرجعْ من ذلكَ بشيء


Artinya: “Tidak ada hari di mana amal saleh padanya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yakni 10 hari pertama Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: ‘Tidak juga dari jihad fi sabilillah?’ Beliau menjawab: ‘Jihad fi sabilillah juga tidak, kecuali seseorang yang keluar dengan diri dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan satu pun dari keduanya.”
(Hadits Hasan Shahih Gharib diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi no. 757 di dalam Sunannya dari Sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu)

Sebagai salah satu bulan yang dimuliakan (asyhur al-hurum), Dzulhijjah memiliki beberapa keutamaan dibanding bulan lainnya. Salah satunya adalah dilipatgandakan pahala ibadah pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah dibanding ibadah di bulan lainnya.
Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya: “Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam lailatul qadar.” (HR At-Tirmidzi)
Maksud dari sebanding dengan satu tahun puasa pada hadits di atas adalah satu tahun puasa sunnah, bukan puasa Ramadhan (Mula al-Qari’, Mirqâh al-Mafâtîh, juz 3, h. 520).

Keutamaan Hari Arafah, Waktu, dan Niatnya
Puasa di hari Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun (dosa satu tahun yang lalu dan dosa satu tahun yang akan datang).
Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ
Artinya: “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)
Menurut mayoritas ulama, dosa-dosa yang dihapus sebab puasa Arafah adalah dosa kecil (An-Nawawi, Syarah Muslim, juz 3, h. 113).

Keutamaan lain dari puasa di Hari Arafah adalah Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka pada hari Arafah dibanding hari-hari lainnya.
Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ؟
Artinya: "Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?." (HR Muslim)

Adapun waktu pelaksanaan puasa arafah adalah pada tanggal 9 Dzulhijjah dimulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Untuk niat puasa arafah sama seperti niat puasa sunnah yang lainnya yaitu bisa diniatkan pada malam hari di tanggal 9 Dzulhijjah, kalaupun lupa niat hingga terbit fajar, maka diperbolehkan niatnya di antara setelah fajar hingga sebelum waktu dzuhur tiba dengan syarat belum makan dan minum diantara keduanya.
Kesimpulan
Puasa Arafah adalah salah satu puasa yang sangat dianjurkan di dalam Islam yang pelaksanakaan satu tahun sekali. Walaupun hanya dilaksanakan satu hari dalam satu tahun, tetapi keutamaannya sangatlah besar, yaitu menghapus dosa dua tahun (satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang). Maka mari kita sempatkan puasa Arafah yang sebentar lagi akan kita laksanakan.

Cari Blog

10 Blog Terbaru

10 Blog Terpopuler

Kategori Blog

Chat Dengan Kami
built with : https://safar.co.id